TUHAN MENERANGI
UMATNYA MEMELIHARA LINGKUNGAN
SERMON
PARHALADO HKBP RESORT TIGALINGGA
Evangelium Wahyu
22:1-5
1. TUHAN
menyediakan Jalan Kasih (Yoh.3:16) sebagai akses menuju buah Pohon Kehidupan,
yang dulunya tertutup ketat. TUHAN menciptakan “Eden yang Baru” berupa Langit
dan Bumi Yang Baru yang berpusat di kota “Yerusalem Baru”.. Di Eden Baru (yang
berupa Langit dan Bumi Yang baru dengan pusat Yerusalem Baru) itu tidak lagi
hanya satu Pohon Kehidupan, melainkan sungguh sangat banyak, tumbuh berjejer di
tebing sungai itu kiri kanan. Buahnya tidak lagi buah yang langka, melainkan
buah yang sangat lebat, sehingga mudah di dapat oleh setiap orang yang
merindukannya untuk mendapatkannya. Seberapa banyak pun orang sampai di sana,
pasti mendapat buah dari Pohon Kehidupan tersebut. Sungguh sangatlah keliru
apabila ada orang yang tidak merindukan mendapat buah Pohon Kehidupan seperti
itu. Sekarang ini manusia selalu diajurkan memakan obat herbal, obat yang
terdiri dari ramuan daun-daun tanaman. Pohon Kehidupan di Yerusalem Baru
menghasilkan daun-daun yang berupa obat herbal paling mujarab. Jauh lebih
mujarab dari daun tanaman “Penyambung Nyawa” yang sudah mulai dibuat menjadi
tanaman pagar pekarangan sekarang ini; lebih mujarab dari daun “Pirdot” yang
rebusannya bisa menghilangkan penyakit kanker; lebih mujarab dari daun “Min”
yang ampuh menurunkan darah tinggi; lebih mujarab dari daun “Kumis Kucing” yang
rebusannya bisa mencuci ginjal itu. Daun “Pohon Kehidupan” digunakan
untuk menyembuhkan bangsa-bangsa. Segala penyakit bisa disembuhkan daun Pohon
Kehidupan apabila seseorang mendapat satu helai daun, dikunyah dan ditelan. Di
tepi Sungai Air Kehidupan banyak sekali tumbuh subur Pohon Kehidupan,
daunnya rindang, sehingga sebanyak apapun manusia dari berbagai bangsa-bangsa
membutuhkannya, persediaan tetap tercukupi.
2. Bagian akhir kitab Wahyu Yohanes sengaja
diakhiri dengan berita tentang “Yerusalem Baru yang dialiri oleh Sungai
Air Kehidupan dan tanahnya ditumbuhi Pohon Kehidupan, yang buah dan daunnya
sangat berkhasiat. Di sana tidak dicari lagi sembako, tetapi semua manusia yang
di sana cukup dihidupi dengan buah Pohon Kehidupan sebagai makanan, air dari
Sungai Air Kehidupan sebagai air minum, dan daun Pohon Kehidupan sebagai “sayuran”
penghilang segala macam penyakit, atau sebagai penyembuh bangsa-bangsa.
Kepada Yohanes penglihatan (yang merupakan bagian dari isi
langit dan bumi yang baru) ini diungkapkan sebagai contoh untuk manusia di
bumi, agar manusia di bumi merindukan adanya hal-hal sedemikian di tengah
kehidupan, bumi maupun lingkungan hidup mereka. Biarlah dari sekian banyak kota
yang dibangun oleh setiap bangsa-bangsa bagi mereka, ada sedikitnya satu kota
yang dibangun persis sama dengan Yerusalem Baru yang di dalamnya ada Sungai
yang airnya luar biasa jernih dan selalu siap untuk diminum tanpa diolah
terlebih dahulu, ada pohon-pohon yang buahnya dan daunnya sangat berkhasiat
bagi kehidupan manusia.
3. Sungai Air Kehidupan itu mengalir keluar dari takhta Allah tahta Anak Domba (kata kai
diterjemahkan dengan cq. Karena di sana hanya ada satu tahta, bukan dua, ek
tou thronou tou theou kai tou arniou). Tahta Allah berada di sorga (di atas
langit ke tujuh). Dari langit turun dirus air yang biasanya paling jernih, sejernih
kristal. Kalau air itu menjadi sungai di bumi, yang airnya jernih bagaikan
kristal, berarti tidak ada terjadi polusi udara yang mengotori air yang datang
dari tahta Allah tersebut. Air itu bisa jatuh ke hutan-hutan lebat di
gunung-gunung sekitar Yerusalem Baru, dan menjadi mata air untuk Sungai Air
Kehidupan, lalu air itu membentuk sungai yang airnya jernih bagaikan kristal.
Itu berarti bahwa di gunung-gunung tidak terjadi penggundulan hutan, dan
pencemaran lingkungan. Udara dan hutan itu sehat bukan karena tidak ada
industri, bukan tidak ada penggunaan kayu oleh manusia, tetapi manusia dalam
membangun industri mematuhi perintah TUHAN, sehingga industri-industri
yang bagaimanapun besarnya tidak mencemari udara sedikitpun; dan penggunaan
kayu tidak membuat ekosistem menjadi berubah dan tidak membuat hutan-hutan
gundul dan tercemar.
4.
Pohon-pohon Kehidupan itu tumbuh di tengah-tengah jalan kota, yaitu di seberang
–menyeberang sungai itu. Di sini ada kombinasi pembangunan jalan, pemeliharaan Pohon
Kehidupan dan penjagaan kebersihan air Sungai Air Kehidupan. Baik di jalan, di
pohon maupun di sungai itu terpelihara kehidupan. Tidak ada yang saling
mematikan, tidak ada yang saling merusak. Jalan itu bukan hanya untuk
manusia saja tetapi untuk semua makhluk yang merindukan kehidupan. Buah dan
daun Pohon Kehidupan itu bukan hanya untuk manusia yang ingin hidup, melainkan
juga untuk semua makhluk hidup yang ingin mendapat hidup yang sebenarnya. Air
Sungai itu juga bukan hanya untuk manusia yang ingin hidup, melainkan untuk
semua makhluk yang ingin mendapat hidup yang sebenarnya. Walau mereka semua
berjejal-jejal di jalan itu untuk mendapatkan buah dan air yang dibutuhkan
untuk kehidupan itu, mereka tidak ada yang saling sikut atau saling melukai atau
saling menyakiti. Mereka bahkan saling membantu, agar semua mendapat, dan tidak
ada yang pergi dengan tangan hampa. Mereka tidak seperti bangsa-bangsa yang
negerinya dialiri air Sungai Efrat, yang di zaman-zaman terakhir ini saling
berperang untuk memperebutkan tetesan air sungai Efrat yang semakin kering. Di
Yerusalem Baru, para makhluk dan bangsa-bangsa yang beraneka ragam itu
menciptakan suasana yang sangat damai, dan tidak ada permusuhan satu sama lain;
tidak ada di antara mereka yang saling mengganggu, tetapi sebaliknya saling
mengasihi, dan saling tolong menolong. Yang satu berlomba-lomba melakukan yang
terbaik bagi yang lainnya, tanpa membedakan dari bangsa, suku bangsa yang mana,
dan makhluk apa. Sekali dalam sebulan mereka melakukan perhelatan itu, sejalan
dengan matangnya buah Pohon Kehidupan yang berbuah setiap bulan dan duabelas
kali bermalas-malas dan menjadi tidak perduli pada lingkungannya. Justru
sebaliknya, manusia yang makmur, sejahtera karena perbekalan makanan (berupa
buah Pohon Kehidupan) dan air berlimpah dan kesehatan terjamin, menjadi semakin
giat meneliti dan bekerja serta menghasilkan karya yang sangat dibutuhkan
manusia dalam kemaslahatannya, tanpa merusaki lingkungan.
5. Di seluruh isi langit dan bumi yang baru,
yang berpusat di Yerusalem Baru tidak ada lagi laknat, kutuk dan hukuman karena
dosa. Karena di sana tidak ada lagi manusia yang jatuh ke dalam dosa karena
godaan Iblis dan karena pikiran-pikirannya yang melawan perintah TUHAN.
Walaupun manusia penghuni Langit Dan Bumi Yang Baru, bukan seperti robot-robot,
tetapi benar-benar sebagai manusia yang merdeka di hadapan TUHAN, tidak
ada manusia itu jatuh ke dalam dosa dalam meneliti, bekerja, berkarya dan
dalam menikmati. Mereka sangat berbahagia bersama dengan TUHAN yang telah
membuat mereka menjadi penghuni Langit dan Bumi yang Baru yang berpusat di
Yerusalem yang Baru. Kehadiran takhta Allah takhta Anak Domba di Yerusalem Baru dan TUHAN
(Yesus Kristus) yang duduk di takhta itu merupakan pengayom dan pemberkati
kehidupan semua penghuni Langit dan Bumi yang Baru. Takhta dan Yang Duduk di
Takhta itu sama sekali tidak seperti Takhta dan yang duduk di takhta kekaisaran
di Roma waktu itu, yang menjadi penindas dan penghancur bagi umat TUHAN. Dari
Takhta Allah Takhta Anak Domba mengalir kehidupan, jaminan kehidupan,
kebergunaan kehidupan dan kekekalan kehidupan yang disalurkan melalui air dari
Air Sungai Kehidupan. Di kalangan Allah Anak
Domba dan rakyat (penghuni/warga) Langit dan Bumi yang Baru ada
kebersamaan dalam segala hal, ada kasih (agave), ada hormat, ada kepedulian,
ada suasana se-kebahagiaan, ada penjunjungan harkat masing-masing
setinggi-tingginya dan sebaik-baiknya. Tidak ada pihak-pihak maupun individu
yang menimbulkan penderitaan bagi pihak atau individu yang lainnya, walaupun
pihak-pihak atau individu-individu yang ada di Langit dan Bumi yang Baru atau
di Yerusalem Baru itu punya kebutuhan-kebutuhan dan di antara
kebutuhan-kebutuhan itu ada yang sama, dan diperoleh dengan jumlah terbatas.
Mereka hidup dalam damai dan sejahtera. Teratur tanpa diatur. Patuh tanpa
diperintah.
6. Di Kerajaan Yerusalem Baru di Langit dan Bumi yang Baru
warganya juga butuh terang yang benderang. Malam (yang berarti kegelapan atau
suasana gelap) tidak ada lagi di sana. Tidak ada pemisahan terang dan gelap,
tetapi sepanjang waktu ada terang yang benderang. Untuk mengadai terang yang
benderang, tidak perlu dibangun pembangkit listrik dari tenaga apapun (air,
angin, sinar matahari, ombak, panas bumi, diesel, nuklir, dan lain sebagainya).
Semua itu tidak perlu dibuat. Matahari dan bulan dan bintang sudah tidak
berfungsi lagi untuk memberi terang. Sumber cahaya terang yang benderang satu-satunya
adalah TUHAN (Allah) Tuhan Yesus Kristus. Kalau planet Langit dan
Bumi Yang Baru lebih besar dari bumi, manusia sekarang dapat membayangkan
berapa besar tenaga dan energi yang dibutuhkan untuk menerangi planet Bumi dan
Langit Yang baru sekaligus dari semua penjuru. Karena baik belahan timur,
barat, utara, selatan dari planet Langit dan Bumi Yang Baru dalam waktu yang
bersamaan sepanjang tahun terang benderang. Inilah keajaiban terang TUHAN
(lebih ajaib lagi dari terang yang ada di awal penciptaan langit dan bumi yang
lama yang diceritakan dalam Kejadian 1:1-2). Terang ini sangat beda dengan terang
matahari, yang kalau terang matahari itu menyinari sebagian belahan bumi, maka
belahan bumi lainnya mengalami kegelapan. Terang yang dari TUHAN menerangi
Langit dan Bumi Yang baru keseluruhan sekaligus dalam waktu yang bersamaan
sepanjang waktu. Kekuatan terang yang dari TUHAN itu bukan hanya seperti
kekuatan lampu, tetapi memiliki kekuatan yang dapat membuat segala macam
tumbuhan (terutama Pohon Kehidupan) dapat tumbun subur, sehat dan rindang. Jadi
terang dari TUHAN itu tidak hanya sekedar terang, tidak hanya sekedar cahaya,
tetapi terang dan cahaya yang punya energi yang menghidupkan, menyehatkan dan
memungkinkan semua makhluk dapat berkegiatan. Kiranya masing-masing manusia
membuka dirinya disinari oleh terang sedemikian.
7. Dan mereka akan memerintah
sebagai raja sampai selama-lamanya. (Terjemahan hurufiahnya: dan mereka
merajai selama-lamanya). (basileusousin = regnabunt = mereka
merajai). Para manusia yang menjadi warga Kerajaan Yerusalem Baru di Langit dan
Bumi Yang Baru turut merajai (memerintah/mengatur kerajaan) bersama dengan Raja
Agung (TUHAN Allah Tuhan Yesus Kristus). Itu berarti setiap warga Kerajaan
Yerusalem Baru merajai sedikitnya apa yang berada dalam kekuasaannya, yakni
penelitiannya, pekerjaannya, karyanya, dan penikmatannya selama dia berada
sebagai warga Kerajaan Yerusalem Baru di Langit dan Bumi yang Baru tersebut.
Dalam melaksanakan tugas “merajai” tersebut, setiap warga Kerajaan itu membuat
hal-hal yang menghidupkan, mensejahterakan, mendamaikan bagi dirinya dan bagi
warga Kerajaan lainnya, sesuai dengan perintah dan pengaturan dari Raja Agung
mereka (TUHAN Allah/Yesus
Kristus). Kelakuan dan perangai mereka pun semuanya “rajá”, tidak ada
yang berperilaku atau berperangai “musang” atau “hosuk”. Dengan
demikian dalam Kerajaan itu tercipta kehidupan yang saling menopang, saling
bahu-mambahu, tolong menolong, saling peduli, dan saling membantu, penuh kasih
agave. Di sana tidak ada hosom, teal, elat, late, tetapi melimpah
dengan buah-buah Roh (Galatia 5:22: kasih, sukacita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri)
8. Kepada Yohanes telah diungkapkan suatu contoh kehidupan sorgawi
kekal, yang dapat diterapkan di bumi sebagai pendahuluan dari Kerajaan
Yerusalem Baru di Langit dan Bumi Yang Baru. Contoh itu merupakan contoh
kehidupan yang ideal untuk manusia di planet bumi yang ada sekarang. Semua
bangsa-bangsa dan semua penganut agama yang ada di planet bumi yang ada
sekarang terpanggil untuk mewujudkan di bumi ini keadaan, kehidupan dan
kenikmatan yang ada di Kerajaan Yerusalem Baru tersebut dalam kehidupan nyata
di millenium ketiga ini. Untuk itu, adalah tanggungjawab setiap bangsa dan
setiap kelompok agama untuk menghilangkan segala “barrier” atau penghambat
kerjasama dan kebersamaan mereka untuk mewujudkan suasana Yerusalem Baru -
Langit dan Bumi Yang Baru itu di Langit dan Bumi yang sudah semakin tua ini.
Hal ini sangat perlu direnungkan dan ditindak lanjuti dalam rangka Peringatan
Hari Lingkungan Hidup yang diadakan kapan dan di manapun. Amin.